Arsip untuk Oktober 12, 2011

Pengertian Lanskap

Lanskap adalah konfigurasi partikel topografi, tanaman penutup, permukaan lahan dan pola kolonisasi yang tidak terbatas, beberapa koherensi dari kealamian dan proses kultural dan aktivitas (Green dalam Ferina 1998).

Harber membatasi lansekap sebagai sebuah potongan lahan yang diamati seluruhnya, tanpa melihat dekat pada komponen-komponennya (Pers Com dalam Ferina 1998).

Menurut Zonneveld (1979) lansekap adalah ruang yang terdapat di permukaan bumi yang terdiri dari sistem yang kompleks, terbentuk dari aktifitas batuan, air, udara, tumbuhan, hewan, dan manusia serta melalui fisiognominya membentuk suatu kesatuan yang dapat dikenali (diidentifikasi). Sedangkan Menurut Forman & Godron lansekap adalah Suatu lahan heterogen dengan luasan tertentu yang terdiri dari sekelompok/kumpulan (cluster) ekosistem yang saling berinteraksi; kumpulan tersebut dapat ditemukan secara berulang dalam suatu wilayah dengan bentuk yang sama Didalam bahasa inggris tua dan ke-sinoniman batasan kata “landscape” mempunyai arti Wilayah/Region. Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa lansekap adalah kesatuan wilayah di permukaan bumi yang terdiri dari kesatuan ekosistem yang saling berinteraksi (batuan, air, udara, tumbuhan, hewan, dan manusia).

Dasar Pembentuk Lanskap

Dalam Burton, 1995, secara geografik terdapat tida unsure pembentuk lanskap atau bentang alam yaitu:

1. Bentuk permukaan bumi

Dalam pariwisata unsure ini menentukan ada tidaknya kenampakan alam yang dapat dijadikan sumber atraksi. Misalnya goa, tanah yang terjal untuk terbang layang, puncak bukit untuk pendakian, dan lain-lain. Hal penting lainnya adalah air seperti sungai, danau dan laut lingkungan dalam yang dapat membentuk dan mempertajam landform.

2. Vegetasi alami dan binatang-binatang yang menempatinya

Cakupan unsure ini terbentang dari hutan hujan tropis di daerah equator hingga padang-padang rumput di Afrika, ke hutan di bagian utara yang terdiri dari padang tundra, serta ke ekositem kutub. Vegetasi dah habitat binatang ini sangat tergantung dengan pola iklimnya.

3. Penggunaan tanah

Unsur ketiga ini adalah hasil kreatifitas manusia dalam merubah atau memodifikasi natural vegetation, menjadi tanah pertanian, usaha kehutanan, bangunan-bangunan, jalan, dan lain sebagainya. Interaksi manusia dengan berbagai bentuk alam menciftakan bentang budaya (cultural lanskap)

Ketiga elemen tersebut diatas tidak selalu ada di suatu tempat, bisa jadi salah satu elemen mendominasi, misalnya pada gurun yang kering unsure landform sangat dominan, sedangkan pada wilayah perkotaan unsure penggunaan tanah lebih dominan, dan pada hutan hujan tropis unsure vegetasi yang dominan menjadi pembentuk wilayah tersebut.

Anasir dan Faktor Bentang Lahan

Faktor-faktor penentu terbentuknya bentang lahan adalah : faktor geomorfik (G), faktor litologik (L), faktor edafik (E), faktor klimatik (K), faktor hidrologik (H), faktor oseanik (O), faktor biotik (B), faktor antropogenik (A). Berdasarkan faktor-faktor pembentukan lahan dapat dirumuskan sebagai berikut :

Ls = f (G,L,E,K,H,O,B,A).

Lanskap merupakan kombinasi atau gabungan dari bentuk lahan. Unit analisis yang lebih rinci diperlukan dalam mengadakan analisis bentang lahan. Dengan mengacu pada definisi bentang lahan dapat dimengerti, bahwa unit analisis yang sesuai adalah unit bentuk lahan. Oleh karena itu untuk menganalisis dan mengklarifikasi bentang lahan selalu mendasarkan pada kerangka kerja bentuk lahan. Bnetuk lahan bagian dari permukaan bumi yang memiliki bentuk topografi khas, akibat pengaruh kuat dari proses alam dan struktur geologis pada material batuan dalam ruang dan waktu kronologis tertentu. Faktor pembentuk lahan dirumuskan sebagai berikut :

B = f (T,P,S,M,K)

B = Bentuk lahan, T = Topografi, P = Proses alam, S = Strukrtur geologis, M = Material batuan, K = Ruang dan waktu

Analisis dan Klarifikasi Bentang Lahan

Analisis bentang lahan lebih sesuai apabila menggunakan unit betuk lahan, maka klarifikasi bentang lahan didasarkan pada unit-unit bentuk lahan yang menyusunnya. Menurut Verstappen (1983) klasifikasi bentuk lahan didasarkan pada genesisnya menjadi sepuluh kelas utama.

Kesepuluh kelas bentuk lahan utama ini yaitu :

  1. Bentuk lahan asal struktural
  2. Bentuk lahan asal vulkanik
  3. Bentuk lahan asal denudasional
  4. Bentuk lahan asal fluvial
  5. Bentuk lahan asal marine
  6. Bentuk lahan asal glasial
  7. Bentuk lahan asal aeolian
  8. Bentuk lahan asal solusional
  9. Bentuk lahan asal organik
  10. Bentuk lahan asal antropogenik

Elemen Lanskap

Elemen landscape dibagi menjadi 2 golongan besar, yaitu:

  • Hard material / Elemen keras, perkerasan, bangunan dan sebagainya.
  • Soft Material / Elemen lembut, tanaman.

Elemen Keras                                            Elemen Lunak

Elemen pendukung landscape :

  • Tempat duduk / kursi taman.
  • Untuk istirahat sejenak.
  • Tempat duduk dengan sesuatu untuk dipandang.
    • Elemen – elemen alam :

Sifat air yang tenang di kolam apabila dikombinasikan dengan dengan pohon maka akan menghasilkan suasana yang tenang.

Kolam air / kolam air mancur

  • Kolam sebagai sarana bermain anak-anak.
  • Tepian kolam air mancur sebagai tempat duduk.

Faktor Pembentuk Lanskap

Faktor Pembentuk Lanskap. Lanskap terbentuk dari beberapa faktor  yang masing-masing saling berinteraksi. Faktor pembentuk lanskap meliputi  vegetasi, tanah, batuan, air, bentuk lahan, iklim makro maupum mikro, hewan  maupun manusianya

Lanskap terbentuk dari interaksi yang kompleks antara vegetasi, iklim  mikro kawasan, tata air, bentukan lahan dan tanah serta keberadaan penggunanya  yaitu manusia dan hewan. Masing masing faktor tersebut merupakan suatu ikatan  yang erat yang akan memberikan nuansa dan bentuk lanskap yang berbeda-beda.

Gambar Faktor Pembentuk Lanskap

Karakteristik utama Lanskap yang mempengaruhi pola dan diversitas hewan dan tanaman (Harvey, 2007: Farming with Nature hal 148)

Komposisi Struktur Managemen Konteksregional
Land use saat ini Patchy dari segiukuran dan bentuk Managemen tanaman:pengolahan tanah, carapemanenan, rotasi

tanaman,

Native ecosystem,bioficalcharacteristics
Floristic dankomposisi structural Pengaturan secaraspasial lahanpertanian – non

pertanian

Ladang penggembalaandan pengelolaan ternak Lokasi relatifterhadp kawasankonservasi
Land usemembentuk matrikspertanian Letak patch antarnative habitat (jarak,pengaturan) Pengendalian tanamanatau hewan penggangu Temporal LandUse change
Proporsi lanscapedengan nativevegetation Tingkat konektivitashabitat native dalamlanskap pertanian Degradasi dari patchnative vegetation yangtersisa Sejarah pertaniandi lanskap
HeterogenitasLanskap, tepi/border Temporal dynamics ofland use change



Sumber

Aditya. 2011. Anasir dan Analisis Bentang Wilayah. http://id.shvoong.com/society-and-news/environment/2173197-anasir-dan-analisis-bentang-lahan/

Harvey. 2007. Farming with Nature. http://pertanianberlanjut.lecture.ub.ac.id/files/2011/03/Bab04_Karakteristik-Lansekap.pdf

Raflis. 2010. Rencana Tata Ruang Riau. http://rencanatataruangriau.blogspot.com/